owonlenggenak.com-setiap insan memiliki harapan. Entah pada dirinya, pasangan, keluarga, anak, teman, sahabat, saudara, maupun sesamanya; Dan senantiasa berharap mendapatkan hal yang baik, yang membahagiakan. Mengharapkan apa yang diharap jadi kenyataan.
Namun, Tuhan senantiasa memiliki rencana lain di luar dugaan kita. Setiap yang diharap tak selalu jadi nyata. Ada saatnya justru terbalik dan menciptakan luka hati yang kadang sulit terobati bahkan tak terobati.
Aku, kamu, dia atau mereka, semua mengalaminya dengan tingkat kadar yang berbeda. Menapak perih, meraba hati yang luka, dalam menjalani hidup ini.
Sebenarnya, bukan maksud orang untuk melukai, hanya saja diri yang terlalu berharap yang menciptakan luka itu terjadi. Mereka mungkin tanpa sadar memupus harapan kita. Namun, jika kita meraba hati sendiri dan memposisikan menjadi dirinya, mungkin kita bisa memahami kenapa dia begitu? Mengapa dia mengecewakan? Dan jawabannya, itu semata karena Tuhan yang membolak-balikkan semuanya.
Tuhan memiliki cara dan memilih tangan-tangan yang terpilih untuk menguji seberapa kuat kita menjalani dan melalui semua ujian hidup. Ada banyak aral melintang yang membuat hati menyesak.
Kita mesti tahu, kalau setiap dari kita adalah ujian. Satu sama lain saling menguji. Entah dengan sadar maupun tanpa disadari. Seperti itulah cara kerjanya kehidupan manusia.
Dan di mana pun kita berada, ketenangan hati, kedamaian serta kebahagiaan hanya bisa tercipta dari bagaimana kita mengolah dan meraba hati sendiri. Ini sangat sulit, kuakui memang sulit.
Berulang kali berproses, belajar dan ditempa rasa sakit juga kekecewaan, hasilnya tidak serta merta menjadi kuat dan kebal. Ada banyak liku dan luka, bahkan depresi pun bisa dialami jika tak kuat.
Menata hati dari luka batin dan siksa, sangat tak mudah. Terlebih jika itu terjadi berulang kali dan dilakukan oleh orang-orang terdekat yang kita harapkan yang diharap bisa memberi rasa nyaman, ketenangan, kedamaian dan kebahagiaan.
Namun, justru harapan itu pupus berganti menjadi rasa sakit. Tuhan seolah tidak mengijinkan kita bahagia dan dibahagiakan oleh mereka. Dunia pun akhirnya terasa tak adil.
Dari banyak cerita hidup dan pengalaman sekitar. Ujian terhebat seorang manusia justru datangnya melalui orang-orang terdekat yang begitu dicintai, disayangi, dibanggakan dan diharapkannya. Melalui merekalah hati ditempa. Terluka, nelangsa, hampa dan bisa kosong, sehingga hilang kewarasan alias menjadi gila saking depresi dan stressnya.
Bagaimanakah cara menapak perih dan meraba hati?
- Belajar untuk menghapus beberapa harapan yang sekiranya tak mungkin.
- Belajar menempatkan diri jika kita menjadi dia dengan semua kekurangan dan beban hidupnya.
- Berpikirlah, bahwa setiap keinginan tak semuanya akan tercapai, lalu mulailah untuk menerima apa yang ada.
- Jangan terlalu banyak melihat kehidupan orang lain yang terlihat bahagia dan indah, karena apa yang dilihat itu hanya tipuan mata, sementara isi dalamnya seperti apa, kita tak tahu yang sebenarnya dan mereka tak mungkin membuka kartu hidupnya yang sesungguhnya.
- Setiap dari lika likunya hidup, Tuhan selalu memberikansemua hal dengan berpasangan Tak semuanya sama dan roda berputar untuk memberikan kebalikannya. Ada baik tentu ada buruk. Ada sedih pasti ada bahagia. Seperti halnya ada wanita, Tuhan pun ciptakan laki-laki. Ada siang-ada malam. Ada hujan-ada kemarau. Begitulah semua hal yang ada di dunia ini. Ada racun-ada penawarnya da sakit-ada penyembuhnya.
- Jangan hanya berpikir tentang kekuranganmu, karena Tuhan telah memberikan kelebihan pada dirimu. Temukan dan kelola kelebihanmu.
- Jangan terfokus pada sakit dan lukamu, karena Tuhan memberikan penawar dan obat pada dirimu. Terkadang sakit itu semakin sakit karena kita terlalu fokus dengan rasa sakitnya, bukan dengan bagaimana cara menyembuhkannya.
- Setiap tekanan hidup selalu ada titik terang dan jalan yang bisa melonggarkan kita untuk bernapas dengan tenang, sehingga permasalahan tak terasa telah dilalui dan diatasi dengan baik.
- Jangan terlalu banyak meminta saran kepada yang lain, karena belum tentu mereka tulus untuk memberikan titik terang dan jalan keluar. Sementara mereka pun tentu memiliki masalah dalam hidupnya.
- Setiap proses hidup dan fase hidup tak selalu berakhir manis. Ada saatnya memang takdir bermain untuk terus memberi rasa pahit. Namun, percayalah mungkin surga-Nya diberikan di akhirat.
- Meraih surga dunia dan surga akhirat lika likunya perih. Tapak jejak langkah terkadang sakit. Dan belum tentu semua orang bisa mendapatkannya. Takdir berperan dalam hal ini. Mintalah untuk diberikan takdir yang baik dan dikuatkan dalam menjalani takdir serta peran yang Tuhan pilih untuk kita.
0 Komentar