owonlenggenack.blogspot.com-Berbicara tentang permaisuri pujahan hati, bukan hanya sekedar kata-kata sekedar realita.
Semua Tentangmu
- Di ujung lembayun senja. Lamunan berhenti di bayangmu. Bayang yang selalu menjadi mimpi. Pada hati yang menunggu. Di gelapnya temaram bulan.
- Khayalanku jatuh di dirimu. Sosok yang terus melekat dalam jiwa. Bersama rindu yang mendera. Di terbitnya sang fajar. Pikiranku masih tentangmu. Pada diri yang tertanam di relung. Yang menjadi paruhan hidup.
Masihkah Ada Asa
- Gemuruh dadaku makin menyiksa. Bagai gelegar suara. Merapi disana. Aku coba bertahan. Walau terasa sesak. Makin sesak ketika.
- Ku temukan namamu. Perlahan menetes air di pipi kananku. Aku terus dan masih ingat kamu. Andai kaki ini bisa berlari.
- Kan kuhampiri kamu jauh disana.Tapi tubuhku tetap terpaku. Dengan semua kesibukan yang kucari-cari sendiri. Masihkah ada asa itu.
Fajar Untukmu
- Mendung hari ini begitu terasa genting. Aku tatap dalam sang waktu meski dia terus bergerak. Dan sinarnya membuat mataku tak dapat melihat jelas. Fajar, aku di sini tetap menantimu.
- Menantimu menyambut tanganku ini. Fajar, aku memintamu meminangku nanti. Hingga aku menjadi kekasihmu yang sah secara agama.
- Tapi aku ingin engkau menikahi agamaku dahulu sebelum menikahiku. Lewat puisi ini aku ingin kau membacanya
Berdiri Sendiri
- Masih berpijak pada tanah yang aromanya basah. Meski halus rasanya tapi nyatanya benang itu membuatku terekat dan terikat.
- Masih lekat kuat dan basah dalam ingatan akan aku dan dia takan terlupa. Namun ku coba, kucoba berikan sedikit udara. Pada hatiku yang pengap dan sempat pekat.
- Kucoba untuk pancangkan sebentuk kepercayaan. Pada dirinya yang selama ini telah berusaha menyeka peluhku. Pada dirinya yang selama ini telah menyita sebagian perhatianku. Pada dirinya.
- Bukan lagi masalah waktu. Namun kali ini adalah bagaimana aku sanggup untuk mengatakan. Mengatakan padanya.
- Jujur dari hati yang tersembunyi. Bahwa aku, aku tak akan pernah lagi mencintai dirinya yang telah berlalu.
- Bahwa aku, aku akan selalu beriringan dengannya tanpa bayang-bayang masa lalu. Namun aku belum sanggup. Mungkin suatu saat aku bisa. Mengatakan padanya.
- Apa yang selama ini aku rasa. Apa yang selama ini aku jaga. Apa yang selama ini aku dekap. Rapat. Dan terhalang. Tentang perasaan hati. Tentang aku yang mencintai dirinya.
Menanti Dirimu
- Tak bernyawa langkah hati menanti. Sebuah jawaban dari pujaan hati. Menanti dengan sejuta harapan di mimpi. Hingga gundah seakan menemani.
- Setiap gerakan hati melampaui. Ketakutan akan kehilangan mimpi. Mimpi akan datangnya hari. Bersama sang belahan hati. Terhenti.
- Jika aku terluka. Adakah yang mengobati. Jika langkahku terhenti. Adakah yang dapat membuat ku melangkah lagi. Lama menanti. Ingin berhenti.Lama perahu oleng. Tak ada pulau untuk berlabuh. Hingga ku terlelap.Memendam rasa. Tak bisa ungkapkan rangkaian kata.
- Sebutir cinta telah tumbuh. Serpihan harapan telah menghilang. Pejamkan mata sejenak. Hanya untukmu. Memberi kenyataan dalam khayalan. Tuk bisa milikimu. Hingga kuterlelap. Ku takkan menyesali. Hingga ku tak terbangun. Kan kubawa cinta ini selamanya
Menunggu
- Aku masih belajar menunggu. Ketika engkau yang memiliki rindu di hatiku. Pergi tanpa kabar. Tanpa sebuah kepastian. Aku masih belajar menunggu. Ketika engkau yang pernah berkata cinta. Datang dengan kata mesra.
- Engkau pernah bilang. Aku pasti pulang. Tapi sekian waktu engkau tak datang. Aku masih belajar menunggu. Ketika engkau dan keluargamu meminangku. Menghalalkan seluruh kehidupanku. Aku menunggumu kak. Menunggu senyuman dan pelukan. Yang biaskan semua sesak kekesalan.
- Tapi. Kau tak pernah kelihatan. Tak pernah kembali. Walau hanya sekedar mimpi. Aku masih belajar menunggu. Kak.
Penantian
- Setelah lelah berjalan. Menghitung masa silam. Mereka-reka masa depan. Semua yang kita lalui. Kata berguguran. Kuingin kau hadir. Tidak berupa bayang lagi. Aku ingin. Bersandar di bahumu.
Senandung di Ujung Malam
- Aku terjaga di kala sepi. Langit nan pekat berarak di atapku. Dan butiran kecil pun turun perlahan dari angkasa. Iringi kesendirian dan kesunyian ini.
- Rusuk yang bergetar. Alunan nada yang memilukan hati. Hantarkanku ke dunia fana. Menatap langit dengan iba. Akankah malaikat kan turun dengan sayapnya. Nyanyikan lagu pengantar tidurku.
Ditemani Bintang
- Sendiri aku bermenung di temani bintang. Ku terbayang akan dirimu kasih. Mengapa kau begitu cepat pergi.Ku menderita disini.
- Mengapa begitu cepat kau ambil dia dari diriku Tuhan. Tereyuh batin ini Tuhan. Kesendirian ini. Ku lihat bintang berkedip. Ku lihat dirimu melembai-lambai kasih.
- Memanggilku dengan noda indah diwajahmu. Satu rangkap garis menyejukan hatiku. Sekarang semua hilang di renyuh mimpi. Hanya ada sebuah kenyataan bahwa dirimu sudah tiada.
- Bayanganmu mungkin bisa kubayangi tapi untuk menyentuhmu.. ah itu Cuma mimpi. Sekarang hanya aku sendiri yang bersemayam di bumi. Bersama bintang. Aku takkan bisa melupakannya wahai adinda
- Permaisuri pujaan hati pendamping Surga Firdaus.
0 Komentar